Home > Author > Helvy Tiana Rosa
101 " Beberapakali aku menemukan mimpiku sendiri terjerembab di depan pintu. Kuyup oleh hujan. Seperti pakaian kotor berulangkali kucuci dan kujemur di halaman luas. Pada saat saat seperti itu aku selalu ingat wajah dan matamu saat menatapku; selalu teduh dan meneguhkan. Maka aku yakin pada akhirnya jarak hanya memisahkan raga. Tapi ia tak pernah sanggup menjauhkan mimpi, imaji dan kenangan yang kita semat bersama dalam rindu yang paling diam. "
― Helvy Tiana Rosa
102 " Plagiator sebenarnya hanyalah seorang pengecut yang ingin menjadi pengarang. "
103 " Setiap saat aku bisa belajar untuk mencintai ia yang sungguh-sungguh mencintaiku lewat kebaikannya, lewat keindahan yang disampaikan banyak orang tentangnya dan ketaksempurnaan yang menjadikannya manusia. "
104 " Realita? Aku meragukan realitaku sendiri. Yang mana realitas itu sebenarnya? Mungkin bagiku mimpi dan fiksi itulah realita sejati, sedang hidup yang kata mereka kujalani hanyalah mimpi, cerpen bahkan novel yang belum selesai. "
― Helvy Tiana Rosa , Mata Ketiga Cinta
105 " Kadang kita memang harus belajar hal yang berbeda dalam satu waktu: belajar untuk mencintai dan melupakan sekaligus. "
106 " Untuk bisa membaca banyak buku diperlukan dua hal dimana uang dan waktu tidak termasuk diantaranya. Dua hal tersebut adalah gairah dan kerendahan hati bahwa kita banyak tak tahu. "
107 " Kau hanyalah bayangan yang menarikan tari kebajikan untukku. Memahatkan senyap yang menggigil dalam kalbu. "
― Helvy Tiana Rosa , Lelaki Kabut dan Boneka (Dolls and The man of Mist)
108 " Setiap saat adalah masa untuk mencintai. "
109 " Tulus adalah: aku bahagia bila teman-temanku berhasil, sukses, mulia. Dan aku turut pedih bila mereka bersedih... "
110 " Dan aku tak akan menyerah di jalan kebaikan. Tidak sekarang, tidak kapan pun. "
111 " Salah satu yang paling saya takutkan terjadi pada diri saya adalah berprasangka buruk terhadap orang lain..., banyak menduga-duga, sehingga saya tidak produktif terhadap waktu saya dan sibuk mencari-cari keburukan orang itu, dari amal hingga kalbu-nya, wilayah yang hanya kuasa Allah semata. "
112 " Awal karir menulis saya karena luka. "
113 " Rumus yang paling sederhana menghadapi sesama: Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan. "
114 " Hidup adalah seberapa banyak dan seberapa indah kau mempersembahkan kebajikan. "
115 " Bagi saya membaca dan menulis itu bukan hobi, tapi kebutuhan. "
116 " Mau jadi pengarang? Tak ada jalan lain kecuali membaca membaca, membaca terutama karya para sastrawan terkemuka dan menulis menulis menulis. Ikut workshop hanya penunjang, begitu pula teori-teori itu, komunitas untuk mengingatkan tekad, saling menyemangati, berbagi pengalaman. Tak seorangpun bisa menjadikan dirimu sebagai penulis/pengarang kecuali dirimu sendiri. "
117 " Mengapa saya menulis? Mungkin karena saya ingin selalu mendekapmu erat lewat kata-kata. "
118 " Sungguh telah kau fanakan diriku, Kekasihtapi tidak cintaku padaMu. "
119 " Cantik itu pilihan. Ketulusan serta bahagia yang selalu kau upayakan hadir di hatimu bagi diri dan orang lain, senantiasa akan memancar hingga wajah. Itulah kecantikan sejati "
120 " Dan akhir adalah permulaankau aku tak pernah menapaki mulajuga mungkin tak pernah sampaipada selesaiseperti puisi yang kutanamdi kuntum hatimu "