Home > Author > Helvy Tiana Rosa
161 " Dan pancaran matamu adalah syair ribuan hari yang menyihir airmata jadi kuntumkuntum asa. Tubuh kita menjelma rumahrumah pasi di dada jalan yang selalu setia menampung sejarah, kenangan atas perjumpaan dan perpisahan berkali kali "
― Helvy Tiana Rosa
162 " Ada "Terima" ada "Kasih". Berbagi tak pernah boleh pergi dari diri, meski sesulit apapun kita. "
163 " Suatu masa nanti kamu akan merindukan segala kebaikan dan semua hal yang menjadikannya tak pernah sempurna dimatamu itu. "
164 " Kamu bilang cinta adalah baitbait paling purnama dalam hidup ini. Selamat malam, kamu yg gigil dalam puisi... "
165 " Hidup hanya sebentar, tapi bagaimana agar tak sekadar. Agar yang sejenak itu bisa gores makna. Pahat 'ada' kita dihadapanNya. "
166 " Cinta akan membuatmu bahagia menerima ketaksempurnaan. "
167 " Angin risau dan gemerisik pepohonan mengiringi hujan jatuh di beranda rindu. Aku tergugu dalam gigil memeluk malam yang engkau. "
168 " Huruf huruf dan semua tanda baca itu kini tak lagi saling menyapa, apalagi bekerja secara ajaib saat aku memikirkanmu. Diamlah. Aku butuh sesuatu yang lebih utuh dari dirimu. "
169 " Kebahagiaan orang yang kita cintai seringkali lebih kita dambakan daripada kebahagiaan kita sendiri. "
170 " Saya pakai jilbab bukan untuk kepentingan para lelaki. Saya berjilbab untuk kepentingan saya. Untuk kemerdekaan saya. "
171 " Cinta adalah rasa yang kuucap dalam setiap desah dan cuaca, tak sampai-sampai getarnya padamu. "
172 " Dahulu aku pernah menyembunyikanmu dalam baitbait puisi, membelaimu dalam rimanya yang pasi. Dahulu. "
173 " Sudahkah kau minum puisimu hari ini? "
174 " Kamu selalu bicara tentang dinding dingin tak bernama itu. Aku menyeru pada Maha Kekasih yang lebih dekat dari nadi kita sendiri "
175 " Kau yang paling rona, tapi mengapa semua jalan menujumu begitu gigil dan lindap? Sedang waktu kian berkarat dalam dekap "
176 " Dan kerinduan pagi pada matarimemberi jejak pada puisi yang resah senantiasa,memanjati dinding hari dalam dekapan memori,menanti takdir berikutnya bagi cinta tanpa spasi ini "
177 " Rendah hati itu bisa jadi sayap yang kokoh untuk terbang tinggi. "
178 " Karya tulis bisa menjadi monumen dunia dan akhiratmu. "
179 " Siapakah yang lahir dari jari jemari puisi?Yang memetik waktu di taman kenangan?Kau hanya tersenyum menatapkusambil membujuk hurufhuruf ituuntuk terus i’tikaf.Lalu bait-bait menjelma udara,melintasi hari-hari yang surga "
180 " Sejak kecil dekat dengan Allah, saat dewasa jangan pernah sedetik pun kita bergantung pada selain Allah! Ketika menulis, pena dan jemari kita gerakkan karena Allah, untuk Allah. Maka tulisan kita tak hanya jadi manfaat dan rahmat di bumi, tapi insya Allah menjelma cahaya akhirat kita. "