Home > Author > Dian Nafi
81 " Segala sakit, keluh, tangis, dendam, amarah, entah di mana. Aku tidak yakin telah meninggalkannya di suatu tempat. Tapi meski aku juga tidak mau membawanya lagi, aku tak bisa memastikan bahwa semua rasa itu pergi begitu saja. Aku antara kosong dan tiada. "
― Dian Nafi , Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku
82 " Dalam tangis seringkali ada doa, sedangkan apalah yang mungkin terkandung dalam amarah. "
― Dian Nafi , Matahari Mata Hati
83 " Ini tempat baru, penuh orang baru. Banu bisa mengaku jadi siapa saja yang dia inginkan. Tapi dia tidak mau bertopeng. "
― Dian Nafi , BANU Pewaris Trah Pesantren
84 " Mereka berbeda dan unik. Iya. Karenanya kadang–kadang mereka agak tersisih dari pergaulan, karena terlalu asyik dengan diri sendiri dan sesuatu yang mereka geluti. "
85 " Kenapa memangnya kalau ningrat?”“Ya harus dapat ningrat juga! "
― Dian Nafi , Mengejar Mukti
86 " Meski orangnya memang bonafid, tapi kalau tidak satu rel dengan kita apa ya bisa nyambung? "
87 " Cinta semestinya membawa kebahagiaan dan melengkapi ruang-ruang jiwa yang kosong, atau mengisinya dengan membiarkan penghuni lamanya pergi, dan bukannya berdesak-desakan dan berebut tempat di dalamnya. "
― Dian Nafi , Mayasmara (Mayasmara, #1)
88 " Cinta selalu menjadi sajian sarat makna dalam setiap pertemuan dan perpisahan. Cinta membuat jiwa memahami nilai-nilai kehidupan yang terpapar demikian nyata maupun yang tersirat. (Lelaki) "
― Dian Nafi , Lelaki: Kutunggu Lelakumu (Mayasmara, #2)
89 " Silahkan jd kritikus ttg apapun di negeri ini, tp jgn lupakan nasionalisme kalian. Jgn cm kaya kiritik tp miskin jiwa negarawan "
― Dian Nafi , Sarvatraesa: Sang Petualang (Mayasmara, #3)
90 " Semakin sedikit beban yang kita miliki, semakin ringan kita membawanya. Toh kematian tak mengijinkan kita membawa apapun kecuali jejak kebaikan "
91 " Kubisikkan pada Cairo, aku tak akan mengucapkan selamat tinggal, tetapi kukatakan aku akan kembali, menaklukkan indahmu dan kesempurnaanmu yang belum sempat kujelajahi. "
― Dian Nafi , Mesir Suatu Waktu
92 " Tapi restu yang aku tunggu adalah ridho dari Ibu jika nantinya dalam perjalanan ini terjadi hal-hal yang kami tidak inginkan. "
93 " Karena keberlimpahan sepertinya juga tidak selalu menjanjikan sesuatu semacam kebahagiaan ataupun kepuasan. "
94 " Mengapa setelah semua pengorbananku, aku harus menerima pengkhianatan ini? "
95 " ketertarikan gila saat pertama cinta ditemukan, memang mudah menyatukan dua pribadi yang sangat berbeda untuk berjanji setia sepanjang hidup. Hanya saja, panjangnya hidup yang dilihat oleh mata yang mabuk cinta, bisa jadi sangat pendek.Itu sebabnya cinta saja tidak cukup. Persahabatan dan logika yang jernih antara dua jiwa itulah yang memanjangkan cinta mereka menjadi kebersamaan yang membahagiakan. "
96 " Jangan menikah hanya karena didesak umur. Menikahlah kalau kamu sudah yakin dengan calon pasanganmu dan yakin bahwa pernikahan adalah jalan terbaik (Luvi) "
― Dian Nafi , Luv: Untuk Cinta Yang Selalu Menunggu
97 " tak setiap kenangan pertama layak terlontar, apalagi di depan seseorang yang telah resmi disatukan dalam pernikahan. Seharusnya kenangan itu tetap menjadi rahasia diri, dipendam dalam relung benak terdalam, ditutup dengan kunci berlapis, dan hanya dibuka jika sedang sendiri. "
98 " Jika sebuah pernikahan hanya menjelma menjadi neraka, lalu untuk apa sebenarnya mempertautkan cinta dalam sebuah ikatan seperti itu? Di hadapan Tuhan pula. "
99 " Aku percaya pada cinta. Aku hanya tidak ingin pernikahan justru menjadi batu sandungan. "
100 " Begini ternyata rasanya berada dalam sebuah ikatan pernikahan. Terasa lebih sakral, suci, dan agung.Garwa. Sigaraning nyawa. Belahan jiwa. Belahan jiwa yang tak hanya disatukan oleh cinta, namun juga disatukan dengan janji suci atas nama Tuhan. "