Home > Work > Matahari Mata Hati
1 " kurasa semua manusia pada dasarnya sama, menyimpan paradoksal dalam dirinya. "
― Dian Nafi , Matahari Mata Hati
2 " bercita-cita boleh tinggi asal tetap menginjak bumi. meski jika berdoa dan meminta, tak ada yang tak mungkin bagiNya "
3 " Menulis akan menyembuhkan luka "
4 " perlahan seperti kanal, luka itu mengalir membuat torehan–torehannya dalam ingatan, dalam tulisan, dalam catatan, dalam gurauan, dalam mantra "
5 " bagaimana kabar baik dan bahagia tadinya, bisa menjadi beban dan masalah yang justru membebani keluarga? "
6 " Rasa takut, rasa bersalah, tidak percaya diri, semua itu kan kita sendiri yang mengendalikannya. "
7 " dia cukup muda untuk awas melihat apa yang ada di depan matanya, tapi dia terlalu muda untuk bisa menebak apa yang ada di balik pemandangan yang tampak itu "
8 " lebih baik dimarahi daripada tidak dianggap dan tidak dipedulikan. "
9 " tanpa disadari sebenarnya Alquran itu bekerja, menginsulin pembacanya. "
10 " Ku berharap ini semua mimpi, dan ayah akan terbangun. Namun, tubuh sang ayah tetap terbujur kaku di depanku saat aku membuka mata. Air mata semakin menderas. "
11 " ibuku sangat mencintai aku dan aku sangat mencintai ibuku, tetapi kami tidak tahu bagaimana cara mencintai satu sama lain. "
12 " Ada juga yang nyinyir karena menganggap caranya kurang prawiro dan bermartabat "
13 " Air mata pun berbeda arti dan maknanya. Tergantung mata air apa yang mengalirkannya. Dan matahari serta mata hati apa yang melelehkannya. "
14 " Dalam tangis seringkali ada doa, sedangkan apalah yang mungkin terkandung dalam amarah. "
15 " kalau bukan orang istimewa, mana bisa mengendalikan puluhan ribu orang di bawahnya dengan baik dan terorganisir "
16 " Seperti pada umumnya dai dan mubaligh lainnya, ia suka menyelipkan kabar baik dan kebanggaan akan prestasi keluarganya. Kalau kabar buruk dan cacat perilaku, pastilah tidak digembar-gemborkan. "
17 " Tak cukup mimpiButuh jua energi dan sinergi ‘Tuk bersinar seperti mentari "
18 " Di manapun orang yang dianggap sebagai Kyai dan Ibu Nyai, memang punya kedudukan khusus "
19 " sudah kuputuskan aku takkan menyerah. sekali mengambil langkah, pantang surut ke belakang "
20 " lama di pesantren membuatku dengan sendirinya menguasai banyak ketrampilan yang tak dimiliki anak rumahan "