Home > Author > Dian Nafi
61 " Ku berharap ini semua mimpi, dan ayah akan terbangun. Namun, tubuh sang ayah tetap terbujur kaku di depanku saat aku membuka mata. Air mata semakin menderas. "
― Dian Nafi , Matahari Mata Hati
62 " Poster-poster habib yang menempel di dinding-dinding kamarnya saja yang membuatnya menahan diri dari meraung-raung karena kesal dan hampir putus asa "
― Dian Nafi , Mengejar Mukti
63 " ibuku sangat mencintai aku dan aku sangat mencintai ibuku, tetapi kami tidak tahu bagaimana cara mencintai satu sama lain. "
64 " Ada juga yang nyinyir karena menganggap caranya kurang prawiro dan bermartabat "
65 " Bukan untuk siapa–siapa kupikir. Mungkin aku melakukannya untuk diriku sendiri pada akhirnya. Karena aku menikmatinya, menikmati melayani dan melihat senyum kebahagiaan orang – orang di sekitarku. "
― Dian Nafi , Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku
66 " Sehingga aku kadang melupakan kebahagiaanku sendiri. Sama seperti berbelas tahun lalu saat aku mengorbankan diriku sendiri demi membuat bapak ibu kandungku senang dan ridlo. "
67 " Semua kisah yang kudengar dari mereka mengandung hikmah-hikmah yang besar sangat nilainya. Kesabaran, kesyukuran, tawakal, keikhlasan dan banyak lagi. "
― Dian Nafi , Miss Backpacker Naik Haji
68 " Ketika cinta membutakan mata hati, bagai gerhana menutupi matahari. Menutupi bulan. Ketika mungkin Nero tak mungkin dimiliki sebagai kekasih, Mayana mungkin rela menjadi apa saja untuknya. Sebagai teman, sahabat, saudara, apapun. "
― Dian Nafi , Mayasmara (Mayasmara, #1)
69 " Kecantikanmu, menggelisahkan atau menenangkan? Untuk siapakah cantikmu, Muslimah? "
― Dian Nafi , Muslimah Kudu Happy
70 " Aku takut ah. Takut salah melangkah. Takut salah bicara. Apa baiknya aku diam saja ya? Atau menjauh?Jangan, dong, jangan malah diam apalagi menjauh!nBahkan harus terus bergerak. Mendekat. Meraih ridloNya "
― Dian Nafi , Gue Takut Allah
71 " Apakah cinta selalu menyediakan air mata? "
72 " Air mata pun berbeda arti dan maknanya. Tergantung mata air apa yang mengalirkannya. Dan matahari serta mata hati apa yang melelehkannya. "
73 " Kemal menarik lengan&badanku. Aku menyorongkan tubuh agar menyentuh dinding Kabah,menciuminya&melelehlah air mataku di sana bersama doa-doa "
74 " Doa yang panjang,padat dan berisi penuh kehambaan dan permohonan ampun kepada-Nya membawa kami luruh. Terbayang dosa-dosa dan kemaksiatan yang telah lalu. Air mata tak henti-hentinya menetes, seiring tetes air hujan yang turun rintik-rintik membasahi bumi. "
75 " kutinggalkan Masjidil Haram dg gontai. Air mata terkuras,hati serasa tak rela, tapi aku hrs pulang. tak boleh masuk lagi jk sdh Tawaf Wada "
76 " Wajah Ka’bah yg terekam dlm mataku yg terpejam,membuat air mata mengalir lagi.Aku sdg bergerak meninggalkan semua ini&blm tahu kpn kembali "
77 " Nikmat ini adl sebesar-besar nikmat. Aku malu, aku merunduk. Dosaku byk,kemaksiatan msh jd temanku tp Dia Pengasih "
78 " Sangat disayangkan sekali jika keterjerumusan tidak membuat kita kembali. Bukannya taubat malah semakin jauh tersesat. "
79 " ada yang tadinya dikenal alim, santun tapi sempat terjerumus juga ke jalan yang tidak diridloi ini. karena khilaf atau musibah "
80 " Cinta yang dipenuhi tanda tanya akan membawa kita kepada lagu–lagu melankolis "
― Dian Nafi , Just in Love (Mayasmara, #5)