Home > Work > Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia
1 " ...orang Bali mempunjai kepertjajaan... kalau gunung Agung meletus ini berarti bahwa rakjat telah melakukan maksiat. "
― Sukarno , Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia
2 " Demi tercapainya cita-cita kita, para pemimpin politik tidak boleh lupa bahwa mereka berasal dari rakyat, bukan berada di atas rakyat. "
3 " Aku telah memperhatikan, kalau engkau membelah dada seseorang (laki-laki) termasuk aku sendiri maka akan terbatja dalam dadanja itu bahwa kebahagiaan dalam perkawinan baru akan tertjapai apabila si isteri merupakan perpaduan dari pada seorang ibu, kekasih dan seorang kawan. Aku ingin di ibui oleh teman hidupku. Kalau aku pilek, aku ingin dipidjitnja. Kalau aku lapar, aku ingin memakan makanan jang dimasaknja sendiri. Manakala badjuku kojak, aku ingin isteriku menambalnja. "
4 " Kalau aku memarahimu, itu berarti aku mencintaimu. Aku melampiaskan marahku kepada orang-orang terdekat dan paling kusayangi. Ibaratnya merekalah papan peredam suaraku. "
5 " Ir. Soekarno, ijazah ini suatu saat dapat robek dan hancur menjadi abu. Dia tidak abadi, ingatlah, bahwa satu-satunya hal abadi adalah karakter dari seseorang. Kenangan terhadap karakter itu akan tetap hidup, sekalipun dia mati. "
6 " Sebuah otobiografi tak berbeda dengan pembedahan mental. Sangat sakit. Melepas plester pembalut luka-luka dari ingatan seseorang dan membuka luka-luka itu, banyak diantaranya yang mulai sembuh terasa perih. "
7 " Jangan bikin kepalamu menjadi perpustakaan. Pergunakan pengetahuanmu untuk diamalkan - Swarni Vivekananda "
8 " Sering kali aku duduk di beranda Istana Merdeka, seorang diri. Beranda itu tidak begitu bagus. Separuh tertutup awning untuk mengurangi panas dan sinar matahari, satu-satunya perabotannya adalah kursi rotan tanpa kain pelapis yang tidak dicat dan meja bertaplak kain batik bikinan negeriku. Satu-satunya hak khusus yang diberikan padaku karena jabatanku yang tinggi adalah sebuah kursi dengan bantal di atasnya. Itulah yang disebut dengan "Kursi Presiden". Dan aku duduk di sana. Dan menatap. Dan memandang keluar ke taman indah dan menyegarkan, yang tanamannya kuatur dengan tanganku sendiri. Dan aku merasa sangat kesepian.Aku ingin berbaur dengan rakyat. Itulah yanh menjadi sifatku. Tetapi sekarang aku tidak dapat lagi berbuat demikian. Sering aku merasa tercekik, napasku mau berhenti, apabila aku tidak bisa pergi keluar dan bersatu dengan rakyat jelata yang melahirkanku. "
9 " Bagaimana aku bisa mengetahui apa yang akan terjadi terhadap diriku? Siapa yang dapat menceritakan bagaimana kehidupanku di masa depan? Itulah sebabnya aku selalu menolak hal ini, karena aku yakin bahwa buruk-baiknya kehidupan seseorang hanya dapat dinilai setelah dia mati. "
10 " Anda tidak bisa menemui semua orang di seluruh dunia secara pribadi, tetapi Anda bisa menemui mereka lewat halaman-halaman buku. Anda adalah ahli pidato terbesar setelah William Jennings Bryan. Anda menawan hati jutaan pendengar di lapangan terbuka. Mengapa tidak berusaha mencapai jumlah pendengar yang lebih besar lagi? "
11 " Begini. Sebuah otobiografi tidak ada nilainya, kecuali jika si penulis merasa kehidupannya tidak berguna. Kalau dia memganggap dirinya orang besar, karyanya akan menjadi subjektif. Tidak objektif. Otobiografiku hanya mungkin jika ada keseimbangan antara keduanya. Sekian banyak yang baik-baik supaya dapat mengurangi egoku dan sekian banyak yang jelek-jelek sehingga orang mau membeli buku itu. Kalau dimasukkan yang baik-baik saja, orang akan menyebutku egois, karena memuji diri sendiri. Sebaliknya memasukkan yang jelek-jelek saja akan menimbulkan suasana mental yang buruk bagi rakyatku sendiri. Hanya setelah mati dunia ini dapat menimbang dengan jujur, apakah Sukarno manusia yang baik ataukah manusia yang buruk? Hanya di saat itulah dia baru dapat diadili. "
12 " Engkau tahu apa artinya Indonesia? Indonesia adalah pohon yang kuat dan indah itu. Indinesia adalah langit yangbiru dan terang itu. Indonesia adalah mega putih yang bergerak pelan itu. Ia adalah udara yang hangat.Saudara-saudaraku yang tercinta, laut yang menderu-deru memukul-mukul ke pantai di waktu senja, bagiku adalah jiwanya Indonesia yang bergolak dalam gemuruhnya gelombang samudera. Bila kudengar anak-anak tertawa, aku mendengar Indinesia. Bila aku menghirup untaian bunga, aku menghirup Indonesia. Inilah arti tanah air kita bagiku. "
13 " Terpikir olehku, bila Sang Penyelamat dari Indonesia berniat membebaskan rakyatnya, haruslah ia dapat menyelamatkan dirinya sendiri lebih dulu. "
14 " Sarinah mengajarku untuk mencintai rakyat. Rakyat kecil. "
15 " Aku telah melakukan kesalahan dalam hidupku. Di masa silam aku telah mengakuinya dan pengakuan itu menimbulkan kekuatan. Tetapi keberanian dari seseorang terletak pada keyakinannya bahwa dia telah bertindak benar. Aku tidak akan hidup, jika tidak yakin dengan kuat dan pasti, bahwa apa yang kukerjakan waktu itu adalah benar. Kalau tidak begitu aku merupakan orang yang lemah. "
16 " Aku boleh saja dianggap tukang bercinta, tetapi aku bukanlah pembunuh seorang gadis remaja. "
17 " Bukankah hubungan internasional itu adalah hubungan antar manusia dalam skala yang lebih besar? "
18 " Maaf, Bapak-Bapak. Aku adalah pemberontak dan akan selalu memberontak. Aku tidak mau didikte di hari pernikahanku. "
19 " Aku ingin melihat kehidupan. Aku milik rakyat. Aku harus melihat mereka, aku harus mendengarkan mereka, dan bersentuhan dengan mereka. Aku merasa bahagia kalau berada di tengah mereka. Bagiku mereka adalah roti kehidupan. Aku membutuhkan massa rakyat. "
20 " Bung Karno, besok aku akan digantung. Aku meninggalkan dunia yang fana ini dengan hati gembira, pergi ke tiang gantungan dengan keyakinan dan kekuatan batin karena aku tahu Bung Karno akan melanjutkan perjuangan ini yang juga merupakan peperangan kami. Teruslah berjuang Bung Karno, balikkan perjuangan sejarah untuk semua kami yang sudah pergi mendahului sebelum perjuangan itu selesai" - Seorang Pejuang Kemerdekaan Yang Digantung Di Ciamis Melalui Surat Yang Diselundupkan Kepada Bung Karno "