Home > Work > Anak Rantau
1 " Adat Minang kita selamanya kekal, tidak lapuk oleh hujan tidak lekang oleh panas, dicabut tidak layu, dipindah tidak mati. "
― Ahmad Fuadi , Anak Rantau
2 " Dulu ketika mencari-cari ilham untuk nama anak keduanya, dia mendengar sebuah lagu bahasa Inggris dengan irama yang menenangkan: "Don't worry, be happy". Dia sangat suka dan jadilah itu nama anaknya. Di akta kelahiran dia tuliskan dengan mantap: Donwori Bihepi. Panggilannya Hepi. Nama adalah doa. "
3 " Alam semesta ini penuh kejutan. Coba kau amati dan renungkan. Ambil pelajaran dari semuanya. Itulah yang disebut oleh orang-orang tua kita di Minang, alam takambang jadi guru. Alam terkembang jadikan guru. "
4 " Nan satitiak jadikan lawuik, nan sakapa jadikan gunuang, alam takambang jadi guru. Yang setetes jadikan laut, yang sekepal jadikan gunung, alam terkembang jadi guru. "
5 " Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah, syarak mengata, adat memakai. Maknanya, adat Minangkabau itu merujuk pada agama dan agama merujuk pada Al-Quran. Agama yang memberikan fatwa, adat yang melaksanakannya. Antara agama dan adat itu tidak untuk dipertentangkan, tapi saling bersandar satu sama lain. Kalian amalkan agama, tapi kalian hormati pula adat istiadat kita yang kaya ini. Adat yang baik kita pakai, yang buruk kita buang. "
6 " Kita tak akan ditinggalkan Tuhan. Jangan takut sewaktu menjadi orang terbuang. Takutlah pada kita yang membuang waktu. Kita tidak dibuang, kita yang merasa dibuang. Kita tidak ditinggalkan, kita yang merasa ditinggalkan. Ini hanya soal bagaimana kita memberi terjemah pada nasib kita. "
7 " merdekakan jiwamerdekakan pikirandari penjajahan pribadi yang kita buat sendiri-sendiridari amarah dan dendammaafkan, maafkan, maafkanlalu mungkin lupakan "
8 " Biarlah aku jadi lilin, membakar diri sendiri agar orang punya cahaya terang. "
9 " Kemunduran akan terus terjadi, bukan karena banyaknya orang jahat, melainkan karena lebih banyak orang baik yang memilih diam dan tidak peduli. Pembiaran berjemaah, akan menghasilkan penyesalan berjemaah. "
10 " Aku pernah berperang karena dendam dan marah. Akibatnya menyakitkan hati, baik ketika menang apalagi ketika kalah. Karena itu jangan berbuat apa pun karena dendam dan marah, tapi bertindaklah karena melawan ketidakadilan. "
11 " Kita boleh ditinggalkan, tapi jangan mau merasa ditinggalkan. Kita boleh dibuang, tapi jangan merasa dibuang. "
12 " Hidup kita hidup yang khianat, kalau hanya memikir diri sendiri. Khianat kepada misi kemanusiaan. "
13 " Mungkin tidak tepat terlalu berharap, atau aku telah salah berharap kepada sesama manusia. Berharap itu memang hanya kepada Tuhan Maha Pencipta. "
14 " Silat Minang ini bukan untuk kalian berkelahi. Sebaliknya. Lahia silek mancari kawan. Batin silek mancari Tuhan. Secara lahirnya, silat itu untuk mencari kawan. Secara batinnya, silat itu untuk mencari Tuhan. "
15 " Salat dan silat itu ditakdirkan hanya berbeda sedikit penyebutan. Sesungguhnya, keduanya jalan menuju Tuhan jua. "
16 " Tungkek bana nan mambao rabah. Tongkat malah yang membawa jatuh rebah, panutanlah yang membawa musibah. Orangtualah yang mengalah kepada anak yang salah. Urang awak sekarang krisis moral. "
17 " Orangtua itu ibarat tonggak negeri. Kalau orang tua itu sendiri yang lemah dan goyah, apa yang mau diharapkan? "
18 " Mereka boleh tersesat, tapi akan kembali ke surau juga. Mereka boleh jadi penjahat, tapi akan marah kalau dibilang kafir. Nasihat orang-orang tua di kampung sudah menembus alam bawah sadar mereka: hidup berakal, mati beriman. "
19 " Kakek bilang, kalau kita harus husnudzon, selalu berprasangka baik pada orang lain. Hati orang hanya Allah yang tahu, kata Kakek tempo hari. "
20 " Jangan sekali-sekali pernah meminta bayaran kalau memang ingin membantu. Menerima bayaran, tapi tidak meminta, berarti tidak apa-apa. "