Home > Work > Proses Kreatif: Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang (Proses Kreatif,#2)
1 " Dalam mengarang saya tidak pernah tergesa-gesa. Saya anggap pekerjaan mengarang adalah tugas yang santai, yang harus dikerjakan dengan senang hati. Kalau saya menulisnya dengan terburu-buru, berarti dengan hati yang kesal, maka dapat dipastikan bahwa si pembaca pun akan merasakannya. "
― , Proses Kreatif: Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang (Proses Kreatif,#2)
2 " Bagaimanapun juga sifatnya, ulasan-ulasan itu selalu bisa berguna, kecuali ulasan yang hanya berdasarkan kebencian yang meluap, tanpa alasan yang kena. Misalnya ada seseorang yang menyatakan bahwa ceritaku buruk, buruk sekali dan memalukan. Kalau hal itu dikatakan tanpa alasan-alasan, maka tidak perlu diacuhkan. "
― Trisnoyuwono , Proses Kreatif: Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang (Proses Kreatif,#2)
3 " Begitu seorang pengarang mati, tugasnya sebagai pengarang tidak dapat diambil alih orang lain. Sebaliknya, kalau dekan, camat, atau mantri polisi mati, dalam waktu singkat akan ada orang yang dapat dan mampu menggantikannya. "
4 " Pada masa itu sering saya menjawab pertanyaan yang kadang-kadang diajukan kepada saya, "Mengapa Saudara menjadi pengarang?" dengan, "Karena saya tak dapat bekerja lain. Kalau saya bisa jadi importir atau eksportir, tentu saya akan menjadi importir atau eksportir. "
5 " Hal lain yang menghalangi produktivitas ialah pujian kritisi. Pujian itu bagai menantang saya, agar saya menulis yang nilainya sama dengan apa yang terbaik telah saya tulis selama ini. "
6 " Saya tidak merasa turun pamor atau naik gengsi dengan menjadi wartawan, penulis teks iklan atau presiden, atau sekadar peneliti komik atau acara televisi. Saya tidak merasa bergoyang dari sikap kepengarangan saya, selama saya masih bisa jujur, kreatif, dan terbuka. "