Home > Author > Azhar Ibrahim
1 " Yang penting diingati ialah tatkala kita mahu kembali menggali dari tradisi yang lalu, kita harus bersedia untuk memilih tradisi yang dapat mengembangkan kemanusiaan kita masakini, bukan pula dari tradisi budaya yang membelenggu dan mengkerdilkan keperibadian, pandangan dunia dan sistem nilai. "
― Azhar Ibrahim , Bahasa dan Tantangan Intelektualisme
2 " Dengan terdirinya kesultanan Melayu, diperkasai dengan agama Islam yang baru dianuti dan sumber perdagangan dan ekonomi, maka peradaban Melayu melalui proses pemantapan institusi politik dengan ideologi pemerintahan yang mengental, selain berkembangnya institusi budaya dan kemasyarakatan, di mana terjadi stratifikasi sosial yang lebih kompleks. "
3 " Izinkan kita menggunakan analogi azan. Kita semua maklum bahawa azan sebagai suatu praktis keagamaan tetap bergema sejak dari Bilal r.a. dipilih Rasulullah saw melaungkannya sehinggalah ke hari ini. Azan adalah "religious presence" yang tidak dapat dikalah dan disenyapkan.Nada kesaksian (pengakuan akidah mempercayai Tuhan Yang Maha Esa serta keRasulan Muhammad) anjuran, peringatan dan harapan, semuanya terkandung dalam azan. Ia bukan saja dilaungkan pada masuknya setiap waktu solat, juga dikala suka dan duka umat Muhammad. Meskipun mungkin banyak yang tidak menunaikan solat tadi, azan tetap akan berkumandang, tanpa takut, tanpa segan dan tanpa ragu.Inilah simbol kehadiran, kesungguhan dan harapan ("religious presence"). Dan harapan dari praktis agama inilah yang akan menguatkan kita yang mahu menggerakkan visi profetis ( visi keRasulan ) bagi melawan nyahkemanusiaan (de-humanization ) , dengan kesaksian kita untuk bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. "
― Azhar Ibrahim , Cendekiawan Melayu Penyuluh Emansipasi