Home > Author > W.S. Rendra
1 " Kemarin dan esokadalah hari inibencana dan keberuntungansama sajaLangit di luar,Langit di badan,Bersatu dalam jiwa "
― W.S. Rendra
2 " mencintaimu adalah bahagia & sedih;bahagia karna memilikimu dalam kalbu;sedih karena kita sering berpisah "
3 " Lalu, muka Narso yang berlabuh di lehernya itu menundukkan dalam penyerahan dan pejam mata. Waktu itu apa lagi yang akan dikerjakannya lain daripada itu. Ia tak berdaya apa-apa. Ia bertindak atas naluri dan detak jantungnya. Sesuatu yang telah ia bawa sejak lahir dan tiba-tiba menuntut jalannya keluar. Begitu mendesak dan segalanya itu di luar kuasanya. Dan, cintanya yang besar makin memudahkan ia luruh dalam penyerahan yang bulat tanpa tanggung-tanggung. "
― W.S. Rendra , Pacar Seorang Seniman
4 " Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda yang kurang sekolahan.Memandang jagung itu, sang pemuda melihat ladang; ia melihat petani; ia melihat panen; dan suatu hari subuh, para wanita dengan gendongan pergi ke pasar ……….. Dan ia juga melihat suatu pagi hari di dekat sumur gadis-gadis bercanda sambil menumbuk jagung menjadi maisena. Sedang di dalam dapur tungku-tungku menyala. Di dalam udara murni tercium kuwe jagungSeonggok jagung di kamar dan seorang pemuda. Ia siap menggarap jagung Ia melihat kemungkinan otak dan tangan siap bekerjaTetapi ini :Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda tamat SLA Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa. Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.Ia memandang jagung itu dan ia melihat dirinya terlunta-lunta . Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik. Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase. Ia melihat saingannya naik sepeda motor. Ia melihat nomor-nomor lotre. Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal. Seonggok jagung di kamar tidak menyangkut pada akal, tidak akan menolongnya.Seonggok jagung di kamar tak akan menolong seorang pemuda yang pandangan hidupnya berasal dari buku, dan tidak dari kehidupan. Yang tidak terlatih dalam metode, dan hanya penuh hafalan kesimpulan, yang hanya terlatih sebagai pemakai, tetapi kurang latihan bebas berkarya. Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.Aku bertanya : Apakah gunanya pendidikan bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing di tengah kenyataan persoalannya ? Apakah gunanya pendidikan bila hanya mendorong seseorang menjadi layang-layang di ibukota kikuk pulang ke daerahnya ? Apakah gunanya seseorang belajat filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran, atau apa saja, bila pada akhirnya, ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata : “ Di sini aku merasa asing dan sepi ! "
5 " Katakanlah: apa duka, apa ria, apa nestapa, apa jenaka, apa iseng, apa segala. Bagaimanapun, mereka ada, bernapas, dan hidup juga. "
6 " .... Seonggok jagung di kamarTak akan menolong seorang pemudaYang pandangan hidupnya berasal dari bukuDan tidak dari kehidupan…Aku bertanya:Apakah gunanya pendidikanBila hanya akan membuat seseorang menjadi asingDi tengah kenyataan persoalannya…. "
7 " Allah!Betapa indahnya sepiring nasi panasSemangkuk sup dan segelas kopi hitam "
8 " Aku bertanya, tetapi pertanyaanku membentur jidat penyair – penyair salon yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi disampingnya. Dan delapan juta kanak – kanak tanpa pendidikantermangu – mangu di kaki dewi kesenian. "
9 " Aku bertanya, tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet. Dan papan tulis papan tulis para pendidik yang terlepas dari persoalan kehidupan. Apakah artinya berpikir bila terpisah dari masalah kehidupan? "
10 " Cintamu padaku tak pernah kusangsikan,Tapi cinta cuma nomor dua.Nomor satu carilah keselamatan. "
― W.S. Rendra , Blues untuk Bonnie
11 " Telah kau renggut akudari kehampaanku. "
12 " Wajahku. Lihatlah, wajahku.Terkaca di keheningan.Berdarah dan luka-lukadicakar masa silamku. "
13 " Ada angin dan kapuk gugur, dua-dua sudah tua pergi ke selatan "
14 " Ada burung, daun, kapuk, angin, dan mungkin juga debu mengendap dalam nyanyiku "
― W.S. Rendra , Stanza dan Blues