Home > Author > Raden Adjeng Kartini
1 " Aduhai, hidup itu penuh dengan keindahan, asalkan saja kita hendak melihatnya biarpun banyak juga perkara yang sungguh-sungguh sedih; maka jadi kewajiban kitalah memperbanyak barang yang indah itu dan mengurangi yang sedih. "
― Raden Adjeng Kartini , Habis Gelap Terbitlah Terang
2 " Tidak menjadi soal bagaimana caranya mengabdi kepada kebaikan, asalkan baik saja. "
― Raden Adjeng Kartini , Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya
3 " Saya malu sekali memikirkan kepentingan pribadi. saya berpikir-pikir dan mengelamun tentang keadaan saya sendiri dan di luar, di sekekliling saya demikian banyaknya orang yang hidup menderita dan sengsara. Seolah-olah udara tiba-tiba bergetar disebabkan oleh suara orang-orang menderita disekeliling saya yang menjerit, mengerang dan mengeluh. Lebih keras lagi dari suara mengerang dan mengeluh terdengar bunyi mendesing dan menderau dalam telinga saya: Bekerja! Bekerja! Bekerja! Berjuanglah membebaskan diri! Baru setelah kamu bekerja membebaskan diri, akan dapatlah kamu menolong orang lain! Bekerja! Suara itu saya dengar terang sekali. "
4 " Bermimpilah terus, bermimpilah terus, bermimpilah selama kamu dapa bermimpi! Apabila tiada mimpi, apakah jadinya hidup? Keadaan yang sesungguhnya biasanya sangat kejam.Barang kali memang betul apa yang dikatakan orang, bahwa sebenarnya kami harus tinggal seorang diri di sebuah pulau yang tidak didiami manusia!Tetapi jika demikian, orang lalu betul-betul akan memikirkan diri sendiri saja bukan? Saya kira kami harus hidup dengan dan untuk orang banyak. Itulah tujuan hidup, untuk membuat hidup indah!Derita akan meluhurkan, sekurang-kurangnya kalau orangnya baik. Dalam hal lain derita justru akan merendahkan. Juga kami akan berubah. Bagaimana perubahan itu hanya Tuhan yang tahu. Yang kami ketahui hanyalah, kami bukanlah lagi anak-anak yang lela. "
5 " Kalau terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan pada diri saya karena perbuatan orang lain, maka mendidihlah darah saya. Saya marah sekali, tetapi sesudah itu semacam rasa gembira meliputi diri saya. Saya senang karena merekalah yang berbuat demikian terhadap sayacdan bukan saya terhadap mereka, sebab jika demikian saya berakhlak rendah. Dan apabila saya menjadi sedih karenanya, maka hal itu disebabkan karena dengan berbuat hina itu mereka memperlakukan saya keji dan tidak adil. "
6 " Memahami sesuatu itu teramat sukar bukan kekasih?! Sukar sekali untuk mempelajarinya, bagi mereka yang tidak ada pembawaan.Mengerti akan membuat orang menimbang-nimbang dengan lunak, memberi ampun dan membuat kami baik. "
7 " Praktek teori "menderita dahulu baru bahagia" sangatlah berat penanggungannya! "
8 " Bagaimanapun jalannya, sekali-kali jangan lelah untuk berusaha gigih membela semua yang baik. "
9 " Bermimpilah, bermimpilah, dengan hal yang demikian hatimu merasa berbahagia, mengapatah akan tidak? "
― Raden Adjeng Kartini
10 " Barangsiapa tidak berani, dia tidak bakal menang, itulah semboyanku! Maju! Semua harus dimulai dengan berani! Pemberani-pemberani memenangkan tiga perempat dunia! "
11 " Cita-cita itu ialah memperindah martabat manusia, memuliakannya, mendekatkan pada Kesempurnaan. "
― Raden Adjeng Kartini , Brieven Aan Mevrouw R.M. Abendanon Mandri En Haar Echtgenoot Met Andere Documenten
12 " Apakah gunanya memaksa orang laki-laki menyimpan uang, apabila perempuan yang memegang rumah tangga tiada tahu akan harga uang itu! "
13 " Kalau anak laki-laki itu mementingkan diri sendiri, maka itu bukan salah mereka, itu terletak pada pendidikannya, mereka dibuat demikian. Mereka mendapat semuanya, boleh semuanya dan apa yang tidak mereka ambil, itu baik untuk anak-anak perempuan. "
14 " Perkembangan intelektual masih belum merupakan surat ijazah untuk kesusilaan. "
15 " Door Duisternis, Tot Licht-Habis Gelap,Terbitlah Terang "
16 " Hidup ini penuh teka-teki dan rahasia. Manusia mudah berubah-ubah. Jangan selalu mencari sebabnya pada tabiat yang lemah. Ada kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa dalam hidup yang menjadikan seorang pahlawan tampak menjadi pengecut. Jangan menyalahkan, betapapun hina dan rendahnya suatu perbuatan yang tampak, sebelum kamu mengetahui apa yang mendorong orang berbuat seperti itu. "
17 " Kami mengira kami tahu banyak sekali tapi sesungguhnya kami tidak tahu apa-apa. Kami mengira kami mempunyai kemauan, kemauan besi. Kami mengira kami dapat memindahkan gunung tetapi nyatanya hanya setitik air mata pedih, sekejap pandangan mata duka cita dari mata yang kami sayangi dan patahlah kekuatan kami. "
18 " Pergilah, bekerjalah untuk mewujudkan cita-citamu. Bekerjalah untuk hari depan. Bekerjalah untuk kebahagiaan ribuan orang tertindas oleh hukum yang lalim, dengan faham yang keliru tentang benar dan salah, tentang baik dan jahat. Pergilah, pergilah, tanggunglah derita dan berjuanglah tetapi bekerjalah untuk sesuatu yang kekal. "
19 " Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah pikiran saja, melainkan juga sebagai pendidik budi pekerti. "
20 " Ia tidak wajib patuh kepada siapapun, siapapun juga, kecuali terhadap suara batinnya, hatinya. "