Makin larut aku dalam perjalanan sendiri. Menghitung langkah, di tengah malam berkabut dan jalan lengang sunyi. Mengejar muram sosok rembulan yang larut dalam tarian hujan. Samar pucat parasnya menggigil sendirian.

Dan suara itu masih terdengar, menyeru dari kejauhan. Tak henti henti, memangil namaku. "/>

Home > Author > Titon Rahmawan >

" Gemericik suara hujan menggertap di dedaunan. Suara runcing berdenting di kalbu, serasa menyebut namaku. Suaramukah itu, kekasih?

Bagaimana mesti menerjemahkan perasaan rindu seperti ini? Jarak, seperti hamparan kuburan tua yang angker dan menakutkan. Menoreh luka yang dalam bagai getar yang datang dan pergi. Kilat dan guruh tak letih sabung menyabung di langit.

Gelap bayangan hutan merasuk mataku seperti hantu. Dan siut angin merintih seperti mendesakkan sejuta tanya yang tak kutahu apa jawabnya, "Apakah kau juga tengah memikirkan diriku saat ini?"

Makin larut aku dalam perjalanan sendiri. Menghitung langkah, di tengah malam berkabut dan jalan lengang sunyi. Mengejar muram sosok rembulan yang larut dalam tarian hujan. Samar pucat parasnya menggigil sendirian.

Dan suara itu masih terdengar, menyeru dari kejauhan. Tak henti henti, memangil namaku.  "

Titon Rahmawan


Image for Quotes

Titon Rahmawan quote : Gemericik suara hujan menggertap di dedaunan. Suara runcing berdenting di kalbu, serasa menyebut namaku. Suaramukah itu, kekasih? <br /><br />Bagaimana mesti menerjemahkan perasaan rindu seperti ini? Jarak, seperti hamparan kuburan tua yang angker dan menakutkan. Menoreh luka yang dalam bagai getar yang datang dan pergi. Kilat dan guruh tak letih sabung menyabung di langit. <br /><br />Gelap bayangan hutan merasuk mataku seperti hantu. Dan siut angin merintih seperti mendesakkan sejuta tanya yang tak kutahu apa jawabnya,
Makin larut aku dalam perjalanan sendiri. Menghitung langkah, di tengah malam berkabut dan jalan lengang sunyi. Mengejar muram sosok rembulan yang larut dalam tarian hujan. Samar pucat parasnya menggigil sendirian.

Dan suara itu masih terdengar, menyeru dari kejauhan. Tak henti henti, memangil namaku. " style="width:100%;margin:20px 0;"/>